Rabu, 10 April 2013

CERMIN

Aku berada di ruang ganti.

Sendirian menatap dua helai baju pesta yang tengah dipersiapkan untukku. Satu potong baju berwarna hijau tosca dan yang satu lagi berwarna biru tua. Dan kuputuskan untuk mengenakan gaun yang berwarna biru saja.
“Kamu cantik sekali, May..” sebuah pujian kudapatkan.
Aku tersenyum. Memandang tubuhku dari atas kepala hingga ke ujung kaki. Baju ini cantik sekali. Seakan sengaja dibuat dan dijahit hanya untukku.
Kutatap tampilan cermin yang memantulkan penampilanku secara utuh.
Sempurna.
KREEEEK.
Tetiba tirai disibak dengan paksa. Seorang lelaki menjambak kasar rambutku. Aku melawan, namun semuanya sia-sia. Ia menarik kasar lenganku. Aku jatuh terjerembab dan seketika tak sadarkan diri.
“Jangan khawatir May, aku akan mengambil alih semuanya.” Antara sadar dan tidak sebuah suara terdengar di kepalaku.
***
“Dia pembunuhnya, Pak!” seorang laki-laki mengacungkan jarinya menunjuk ke arahku.
Aku masih berada di dalam ruang ganti. Duduk terpekur di sudut ruangan. Kurasakan pening di sisi kepalaku yang tadi terbentur lantai. Kuarahkan pandangan ke sisi kanan. James terbujur kaku dengan posisi badan tertelungkup. Darah segar tergenang di sekitar tempatnya tergeletak.
Kurasakan jemariku terasa lengket dan bau anyir seketika menyerbak. Di tanganku penuh dengan noda darah. Darah yang sama dengan yang kulihat di tubuh James. Sebilah pisau tiba-tiba saja muncul dari balik gaunku. Aku terperanjat dan bangkit dari posisi dudukku, menatap langsung pada cermin di hadapanku. Kulihat tampilan wajah Sofia terpantul dari cermin di hadapanku. Menatapku sembari tersenyum.
“Aku melakukannya untukmu, Maya. Karena lelaki itu selalu saja menyakitimu,” bisiknya.
-selesai-