Senin, 25 Maret 2013

Boneka untuk Risa


Risa tergolek lemah di atas tempat tidurnya. Di sampingnya Ibu memeras handuk kecil lalu meletakkannya di atas kening Risa. Disentuhnya pelan pipi kiri putri bungsunya. Panas sekali.
“Risa masih panas, Bu?” Bayu berjalan mendekati Ibunya. Ibu mengangguk. Wajahnya terlihat lesu.
“Risa mau apa? Nanti kakak carikan ya? Asal Risa cepet sembuh,” Bayu berbisik di samping adik kesayangannya. Risa masih terpejam. Damai dalam tidurnya.
***
boneka
“Ibu! Lihat! Aku bawa boneka untuk Risa!”
Ibu tersenyum kemudian berkata, “Lucu sekali. Mudah-mudahan Risa suka. Ibu antar ke kamarnya sekarang?”
Bayu mengangguk senang.
Ibu meletakkan boneka cantik itu di samping tubuh Risa, lalu berjalan keluar menemui anak sulungnya.
“Dapat dari mana bonekanya?”
“Dari uang tabungan Bayu, Bu.”
“Tapi kan kamu mau beli sepeda?”
Bayu menggeleng, “nggak pa pa Bu. Biar Risa cepet sembuh.”
Ibu menatap Bayu penuh kasih. Ia tahu Bayu menabung sedikit demi sedikit uang yang diperolehnya dari berjualan koran. Ah.. Seandainya kita hidup berkecukupan, mungkin Ibu sendiri yang akan membelikan Risa boneka. Tidak harus kamu, nak. Batinnya menjerit. Dipeluknya putra kesayangannya. Ia menangis penuh haru.
Risa sangat bahagia mendapatkan hadiah boneka dari kakaknya. Perlahan tapi pasti demamnya mulai berangsur turun. Ia sangat menyayangi bonekanya. Tak ada satu haripun yang dilewatkannya tanpa memeluk bonekanya. Mereka seakan tak dapat dipisahkan. Bayu tersenyum bahagia. Ia senang adiknya kembali ceria.
Namun sayangnya itu semua hanya berlangsung selama tiga hari saja. Karena di hari keempat demamnya kembali datang. Risa seringkali mengeluh nyeri di ulu hatinya dan tepat di malam ke lima, Risa terbatuk-batuk hebat dan memuntahkan darah kental.
Boneka itu terlepas dari dekapannya dan tak lama mereka pun harus mengikhlaskan gadis kecil itu pergi. Ibu dan Bayu kehilangan Risa untuk selamanya.
***
Bayu memandang kosong gundukan tanah merah yang masih basah di hadapannya. Di tempat peristirahatan terakhir Risa. Dipandangnya boneka cantik kesayangan adiknya, lalu diletakkannya boneka itu di samping nisan Risa. Ia berbisik lembut.
“Temani Risa di sini ya, boneka cantik,” pintanya.
Dan sedetik kemudian boneka itu berkedip kepadanya.
-selesai-
288/500 kata
Bandung, 7 Maret 2013
Teruntuk #PromptChallenge #4

0 komentar: