Jumat, 22 Maret 2013

G-String Merah

Dion memarkir mobilnya di bawah pohon mangga. Mengintip dari balik kaca mobilnya. Rumah no. 30. Ah pasti benar ini. Dilihatnya tulisan besar di depan rumah berpagar hitam itu: Diterima Kost Putra. ADA SATU KAMAR KOSONG.

Dion meraih ponselnya. Sebenarnya ia pernah datang ke tempat ini. Tapi waktu itu malam hari. Jadi untuk meminimalisir kesalahan, ia menghubungi Bara.

“Lu di mana? Gue udah di depan nih!” tulisnya.

“Oh ok. Elu langsung masuk kamar aja dulu ya. Gw masih mandi nih.”

Mehhh… Dion nyengir. Jaman sekarang. Mandi, hape juga dibawa. Watsapan sambil mandi. Dion terkekeh sendiri. Dia menuju kamar nomor dua di deretan kanan. Dibukanya pintu yang memang tak pernah terkunci, lalu masuk.

Kamar itu tak terlalu luas. Dipenuhi dengan barang-barang praktis. Dion menggelesot di lantai bersandarkan tempat tidur. Tapi tiba-tiba matanya tertarik pada sesuatu yang berwarna merah yang sedikit menyembul keluar dari bawah bantal. Penasaran, karena hampir tak ada baju setahu Dion yang berwarna merah di kamar ini, ditariknya benda berwarna merah itu.

Dion terkesiap. G-String? G-String warna merah?



Sekelebat pertanyaan memenuhi benaknya. Ini G-String siapa?

Bara keluar dari kamar mandi. Handuk biru dililitkan di pinggangnya, sementara tangan kanannya mengeringkan rambut dengan handuk kecil berwarna putih.

“Hei, sorry ya!” sapanya.

Dion menatap Bara nyaris tak berkedip. Kemarahan terlihat di wajahnya. Bara bertanya-tanya dalam hati. Dion kenapa ya?

“Apa-apaan ini?!” Dion mengangkat G-String merah itu dan menunjukkannya ke arah Bara.

“Itu..” Bara menggantung kalimatnya. Tetiba perasaan cemas meliputinya.

“Jangan bilang kalau kamu sudah berubah ya! Jangan bilang kalau kamu sekarang udah lurus. Udah suka sama perempuan!” serangnya.

“Bukan begitu.. Guee..”

“Gara-gara G-String merah ini kamu sembuh? Iyaa?!”

Bara tak mampu berkata-kata. Ia pasrah akan perlakuan Dion padanya. Tak ada lagi yang harus disembunyikannya.

Tetiba Dion menghambur memeluk Bara. Wajahnya terlihat bahagia.

“Alhamdulillah.. Gue seneng elu udah sembuh. Gue nggak harus nutup-nutupin dari papa lagi kalau elu suka sama laki-laki.”

Bara balas memeluk sang kakak. Ia tersenyum pias.



Ah.. Elu aja yang nggak tahu kak. Kalau G-String itu hadiah dari Alex buat gue. Katanya, buat variasi kalau kita lagi bermesraan. Ucap batin Bara.

-selesai-


Bandung, 23 Januari 2013

Dipersembahkan untuk #PromptChallenge #1: G-String Merah
repost dari blog saya di sini.

0 komentar: