Senin, 25 Maret 2013

Tuan Black


“Nah, perempuan ini yang mencari-cari anda sejak kemarin Tuan,” kepala security menunjuk penampakan seorang perempuan berambut sebahu tengah berbicara dengan resepsionis saat rekaman CCTV itu diputar kembali di hadapan Tuan Black.

Tombol pause ditekan. Tuan Black melihat wajah perempuan itu lebih dekat.

Gawat. Ucap batinnya.

Bagaimana dia bisa menemukanku?

Wajahnya tiba-tiba memucat.

“Jadi apa yang harus kami lakukan Tuan?” tanyanya.

“Jangan biarkan dia menemui saya. Tangkap saja kalau perlu!” ia pergi meninggalkan ruangan.

***

Noura memasuki kantor lagi. Mencoba menerobos masuk penjagaan security.

“Mana Tuan Black?” tanyanya.

Dan dua security langsung menyergapnya. Tepat saat ia menatap ke arah dua mata Tuan Black yang tengah berjalan tergesa menuju lift di hadapan Noura.

Noura menggeliat berusaha lepas dari security. Sebelum pintu benar-benar tertutup, dia masih sempat berbalik dan berteriak, “Saya sudah mencari anda bertahun-tahun, Tuan Black. Tiga hari lalu saya melihat facebook anda dan menemukan kisah yang sama seperti yang selalu diceritakan Ibu saya.”

Semua mata memandang ke arah Noura, yang kini pasrah berjalan perlahan menuju pintu keluar. Melihat perut buncitnya, seorang ibu separuh baya bertanya hati-hati ke arahnya.

sumber foto: di sini

“Dia tak mau bertanggung jawab?” tebaknya.

Noura mengangguk perlahan.

“Lelaki memang selalu begitu. Tidak pernah memahami perempuan. Apa susahnya mengakui sesuatu yang telah dilakukannya. Bertanggung jawab pada perbuatannya.”

Noura mengangguk-angguk menyetujui ucapannya.

“Kamu dinikahi siri?” tanyanya.

“Hah?!” Noura menatap bingung ke arah si ibu sepuh. Yang langsung meralat ucapannya.

“Ooh maaf. Itu bukan urusan saya ya? Ya saya doakan semoga ia segera tersadar dan mengakui bayi dalam kandunganmu.”

Si ibu keburu pergi sebelum Noura menjelaskan detil perkara. Ia mengelus perutnya yang membuncit. Perut yang membuat si ibu berpikir kalau Noura istri simpanan Tuan Black.

Terduduk di depan kantor Tuan Black, Noura menarik keluar sebuah surat kabar terbitan 13 Agustus 2010. Wajah Tuan Black tanpa kacamata hitam tersenyum menatapnya. Sebuah tulisan besar tertera di sana.

Yayasan Amanah H. Ireng Subarkah. Investasi untuk menyejahterakan masyarakat.

Noura menarik napas panjang. Gegara iklan itu, ibunya menjadi korban penipuan berkedok investasi.

sumber gambar: di sini

-selesai-


Bandung, 18 Maret 2013

Dipersembahkan Untuk Monday Flash Fiction.

Baca juga remake-nya di sini ya.. :)

0 komentar: